Pada medium Yeast Peptone Agar (YPA), bakteri patogen berbentuk koloni tidak teratur, berwarna putih dan fluidal yang merupakan
ciri khas koloni R. solanacearum (Sitepu dan Asman 1989; Radhakrishan et
al. 1997; Supriadi et al. 2000; Nasrun 2005).
Bakteri patogen mempunyai daya virulensiyang berbeda-beda dengan masa inkubasi 14,60?39,30 hari setelah inokulasi (Nasrun 2005).
Bakteri R. solanacearum mempunyai reaksi negatif terhadap hidrolisis pati,
gelatin, arginin dan produksi levan, dan bereaksi positif terhadap uji katalase, oksidase, akumulasi PHB, dan denitrifikasi.
Isolat bakteri patogen dapat tumbuh pada NaCl 0?2% dengan pH 4?8,50 dan suhu
13?37oC, tetapi tidak dapat tumbuh pada suhu 41oC. Jika bakteri ditumbuhkan pada medium YPA ditambah tetrazolium salt dan diinkubasi selama 24 jam maka akan terlihat koloni berwarna putih, fluidal dengan pusat koloni berwarna merah
jambu (Nasrun 2005). Tipe koloni ini merupakan koloni R. solanacearum virulen
(Hayward 1994). Dari pengecatan negatif dan setelah diuji dengan HCl terlihat
bakteri berbentuk batang dan bersifat gram negatif. Berdasarkan karakterisasi bakteri patogen dengan berpedoman pada sifat-sifat bakteri dan bentuk koloni bakteri dengan mengacu pada metode Hayward (1976) dan Denny dan Hayward (2001), diketahui bahwa bakteri patogen penyebab penyakit layu bakteri pada nilam adalah R. solanacearum. R. solanacearum dapat menggunakan
sumber karbon dari dektrosa, manitol, sorbitol, dulsitol, trehalosa, laktosa, maltosa
dan selobiosa, yang berarti bakteri ini termasuk biovar III (Hayward 1964; Denny
dan Hayward 2001).
Hasil uji patogenisitas pada berbagai jenis tanaman menunjukkan
bahwa isolat R. solanacearum dapat menginfeksi tomat, cabai, terung, dan
tembakau dengan memperlihatkan gejala layu. Sebaliknya R. solanacearum tidak
menginfeksi kacang tanah lokal, jahe, pisang emas, pisang cavendish, dan
heliconia (Nasrun 2005). Hasil uji kisaran inang ini menunjukkan bahwa R. solanacearum dapat menyerang tanaman kelompok Solanaceae, dan bakteri ini termasuk ke dalam ras 1 (Buddenhagen et al. 1962 dalam Hayward 1964).
Penyebaran Bakteri Patogen R. solanacearum merupakan patogen tular
tanah dan dapat menyebar dengan mudah melalui bahan tanaman, alat pertanian, dan tanaman inang (Sitepu dan Mogi 1996).
Kemampuan bakteri tanah bertahan hidup
diduga sangat bergantung pada keberadaan
tanaman inang. Supriadi et al. (1995)
menemukan berbagai tanaman inang R.
solanacearum dari berbagai lokasi di
Indonesia. Isolat-isolat yang diperoleh dari
tanaman inang tersebut bervariasi dalam
hal biovar dan patogenisitasnya. Strain
patogen yang spesifik pada tanaman
inang terdapat pada lahan tertentu. Hal
tersebut berkaitan dengan faktor lingkungan,
baik faktor abiotik seperti suhu,
tipe tanah, dan curah hujan maupun faktor
biotik, sebagai contoh keberadaan nematoda
dapat memperparah serangan
penyakit layu bakteri pada beberapa jenis
tanaman (Hayward 1994) termasuk nilam,
karena nilam merupakan salah satu
tanaman inang bagi nematoda (Mustika
dan Nuryani 1993; Mustika 1996).