Satuan Jumlah Lusin, Kodi, Gross dan Rim dalam Kehidupan sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan istilah-istilah yang kadang kita sendiri tidak mengerti. ada juga istilah satuan yang biasa kita dengar dan langsung kita mengerti. misal nya lusin itu berjumlah 12 buah.
nah bagaimana jika sudah mendengar istilah 1 kodi, 1 lusin, 1 gros, 1 rim. mungkin di dalam hati kita bertanya. satu kodi berapa lusin sih? 1 kodi berapa buah sih? satu gross berapa buah sih, satu gros berapa lusin sih?
dalam dunia perdagangan istilah lusin, kodi, gross dan rim mungkin menjadi hal yang biasa. bagaimana jika anda baru di dunia perdagangan atau ingin membeli sesuatu dalam jumlah besar namun penjual mengatakan kepada anda bahwa 1 kodi harganya sekian sekian dan lain sebagainya.
nah dibawah ini merupakan perbedaan jumlah antara lusin, kodi, gros dan rim, semoga bermanfaat untuk anda:
--------------------------
1 Lusin = 12 buah/pcs/biji
1 Kodi = 20 buah/pcs/biji
1 gross = 12 lusin = 144 buah
1 rim = 500 buah/lembar/biji 
dari penjelasan di atas tentunya sekarang anda telah mengetahui perbedaannya. 1 lusin itu berapa buah, 1 kodi itu berapa buah, 1 gross itu berapa buah dan 1 rim itu berapa buah.
Satu contoh nih: anda membeli dari suplier kaos distro misalnya 1 kodi baju distro dengan harga Rp 400.000. jika anda ingin mengetahui berapa harga satuan kaos tersebut anda harus membagi harga baju distro tersebut menjadi 20.
harga distro per kodi = 400.000
1 kodi = 20 buah
harga satuan kaos = 400.000/20 = 20.000
Jadi harga 1 biji kaos distro dari 1 kodi yang harga nya 400.000 adalah Rp 20.000

Sampai disini saya yakin anda sudah mengerti perbedaan antara jumlah lusin, kodi, gros dan rim. semoga bermanfaat. wassalam :)

Download Skripsi Lengkap Syamsul Hadi - Analisis Perubahan Harga Bawang Goreng Palu di Kota Palu Sulawesi Tengah

RINGKASAN
ANALISIS KECENDRUNGAN PERUBAHAN HARGA BAWANG GORENG PALU DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH

(Syamsul Hadi E 221 06 019)
Dibimbing oleh Alimudin Laapo dan Christoporus

Bawang goreng khas Palu merupakan hasil dari pengolahan hasil pertanian yang ada di lembah Palu yaitu bawang merah lokal Palu. perubahan harga bawang goreng terjadi dalam waktu yang singkat merupakan satu kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk bawang goreng. trend harga bawang goreng selama Tahun 2010 adalah suatu bentuk trend meningkat secara terus menerus, yang disebabkan oleh harga bahan baku bawang merah yang selalu mengalami kenaikan harga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend harga dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan harga bawang goreng khas Palu. penelitian ini dilaksnakan pada bulan April sampai Mei 2011. Lokasi Penelitian dilakukan di kota Palu yang merupakan sentra produksi bawang goreng khas Palu. Penentuan responden dilakukan dengan metode sensus, jumlah sampel sebanyak 14 responden. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis linear berganda.
Hasil penelitian diklasifikasikan menjadi dua bentuk trend harga yaitu trend harga tahunan dan trend harga bulanan. Kecendrungan perubahan harga bawang goreng Palu selalu mengalami kenaikan harga, sedangkan pada periode bulanan harga bawang goreng cenderung meningkat terlebih pada bulan-bulan saat perayaan hari raya agama.
Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan harga bawang goreng adalah harga bahan baku pada saat itu (berpengaruh nyata) dan harga bawang goreng pada bulan sebelumnya (sangat nyata), sedangkan permintaan bawang goreng pada bulan sebelumnya berpengaruh tidak nyata.

Klik Disini Untuk Download Skripsi Diatas (Lengkap dengan power poinnya)

Syarat Kemasan Produk Yang Baik

Kemasan produk (bungkusan) merupakan suatu wadah untuk menyimpan barang hasil industri yang berupa produk pangan, sandang dan lain sebagainya. kemasan pada jaman sekarang ini berfungsi lebih dari sekedar pembungkus barang hasil produksi melainkan sebagai bahan informasi mengenai barang yang dikemas di dalamnya.
Kemasan juga merupakan suatu strategi produsen untuk menonjolkan kelebihan yang dimiliki suatu produk dari barang yang sama. sebagai contohnya sabun mandi. kita mengenali banyak produk sabun di pasaran melalui kemasan yang dimilikinya.
perancangan kemasan yang baik dapat menimbulkan tingkat kepercayaan konsumen yang baik terhadap produk yang kita miliki sehingga perlu menimbangkan sesuatu yang perlu di tonjolkan dari suatu kemasan. syarat-syarat kemasan produk yang baik sebagai bahan informasi kandungan yang terdapat dalam suatu kemasan harus mencantumkan hal-hal sebgi berikut:

1. Syarat Kemasan Pertama adalah Mencantumkan merek dagang.
Merek dagang merupakan hal yang sangat penting dalam suatu kemasan. hal ini dapat membedakan produk satu dengan produk yang lainnya terhadap barang yang sama.

2. Syarat kemasan yang kedua adalah mencantumkan kandungan yang terdapat dalam suatu produk
dengan mencantumkan kandungan produk dalam kemasan dapat memberikan informasi terhadap konsumen tentang sesuatu yang di belinya sehingga tidak ada keraguan dalam memilih produk yang kita hasilkan.

3. Mencantumkan Berat Produk
informasi berat netto produk dapat mempermudah konsumen untuk mengetahui berapa besar kebutuhan konsumen terhadap barang yang dibelinya.

4. Mencantumkan Izin Produksi
adanya izin produksi di dalam kemasan dapat menigkatkan kepercayaan konsumen bahwa produk yang mereka beli bukan merupakan barang ilegal atau dilarang penyebarannya oleh pemerintah di wilayah tertentu

5. Mencantumkan Alamat Produksi
informasi ini dibutuhkan konsumen dan pemerintah bila ada sesuatu yang terjadi atau hal-hal yang tidak diinginkan dari produk yang beredar dipasaran. hal ini juga dapat memberikan kepercayaan tinggi terhadap konsumen bahwa produk yang mereka beli dapat dipertanggung jawabkan oleh produsen produk tersebut.

Bila kemasan produk baik, dapat dipercaya dan dapat dipertanggung jawabkan. mudah-mudahan produk yang kita produksi akan mudah dikenal oleh masyarakat luas dan keuntungan perusahaan atau industri dapat ditingkatkan.

Sifat-sifat Bakteri Patogen

Pada medium Yeast Peptone Agar (YPA), bakteri patogen berbentuk koloni tidak teratur, berwarna putih dan fluidal yang merupakan
ciri khas koloni R. solanacearum (Sitepu dan Asman 1989; Radhakrishan et
al. 1997; Supriadi et al. 2000; Nasrun 2005).
Bakteri patogen mempunyai daya virulensiyang berbeda-beda dengan masa inkubasi 14,60?39,30 hari setelah inokulasi (Nasrun 2005).
Bakteri R. solanacearum mempunyai reaksi negatif terhadap hidrolisis pati,
gelatin, arginin dan produksi levan, dan bereaksi positif terhadap uji katalase, oksidase, akumulasi PHB, dan denitrifikasi.
Isolat bakteri patogen dapat tumbuh pada NaCl 0?2% dengan pH 4?8,50 dan suhu
13?37oC, tetapi tidak dapat tumbuh pada suhu 41oC. Jika bakteri ditumbuhkan pada medium YPA ditambah tetrazolium salt dan diinkubasi selama 24 jam maka akan terlihat koloni berwarna putih, fluidal dengan pusat koloni berwarna merah
jambu (Nasrun 2005). Tipe koloni ini merupakan koloni R. solanacearum virulen
(Hayward 1994). Dari pengecatan negatif dan setelah diuji dengan HCl terlihat
bakteri berbentuk batang dan bersifat gram negatif. Berdasarkan karakterisasi bakteri patogen dengan berpedoman pada sifat-sifat bakteri dan bentuk koloni bakteri dengan mengacu pada metode Hayward (1976) dan Denny dan Hayward (2001), diketahui bahwa bakteri patogen penyebab penyakit layu bakteri pada nilam adalah R. solanacearum. R. solanacearum dapat menggunakan
sumber karbon dari dektrosa, manitol, sorbitol, dulsitol, trehalosa, laktosa, maltosa
dan selobiosa, yang berarti bakteri ini termasuk biovar III (Hayward 1964; Denny
dan Hayward 2001).

Hasil uji patogenisitas pada berbagai jenis tanaman menunjukkan
bahwa isolat R. solanacearum dapat menginfeksi tomat, cabai, terung, dan
tembakau dengan memperlihatkan gejala layu. Sebaliknya R. solanacearum tidak
menginfeksi kacang tanah lokal, jahe, pisang emas, pisang cavendish, dan
heliconia (Nasrun 2005). Hasil uji kisaran inang ini menunjukkan bahwa R. solanacearum dapat menyerang tanaman kelompok Solanaceae, dan bakteri ini termasuk ke dalam ras 1 (Buddenhagen et al. 1962 dalam Hayward 1964).
Penyebaran Bakteri Patogen R. solanacearum merupakan patogen tular
tanah dan dapat menyebar dengan mudah melalui bahan tanaman, alat pertanian, dan tanaman inang (Sitepu dan Mogi 1996).

Kemampuan bakteri tanah bertahan hidup
diduga sangat bergantung pada keberadaan
tanaman inang. Supriadi et al. (1995)
menemukan berbagai tanaman inang R.
solanacearum dari berbagai lokasi di
Indonesia. Isolat-isolat yang diperoleh dari
tanaman inang tersebut bervariasi dalam
hal biovar dan patogenisitasnya. Strain
patogen yang spesifik pada tanaman
inang terdapat pada lahan tertentu. Hal
tersebut berkaitan dengan faktor lingkungan,
baik faktor abiotik seperti suhu,
tipe tanah, dan curah hujan maupun faktor
biotik, sebagai contoh keberadaan nematoda
dapat memperparah serangan
penyakit layu bakteri pada beberapa jenis
tanaman (Hayward 1994) termasuk nilam,
karena nilam merupakan salah satu
tanaman inang bagi nematoda (Mustika
dan Nuryani 1993; Mustika 1996).

Teori Definisi Harga Diri

Definisi harga diri

Harga diri adalah istilah penilaian yang mengacu pada penilaian positif, negatif, netral, dan ambigu yang merupakan bagian dari konsep diri, tetapi bukan berarti cinta diri sendiri. Individu dengan harga diri yang tinggi menghormati dirinya sendiri, mempertimbangkan dirinya berharga dan melihat dirinya sama
dengan orang lain, sedangkan harga diri rendah pada umumnya merasakan penolakan, ketidakpuasan diri dan meremehkan diri sendiri (Frey & Carlock, 1987)

Harga diri merupakan penilaian yang dilakukan individu terhadap dirinya sendiri. Penilaian tersebut mencerminkan sikap penerimaan atau penolakan dan menunjukkan seberapa jauh individu percaya bahwa dirinya mampu, penting, berhasil dan berharga. Kesadaran tentang diri dan perasaan terhadap diri sendiri
itu menimbulkan suatu penilaian terhadap diri sendiri baik itu positif maupun negatif (Coopersmith, dalam Berns, 2004).

Harga diri merupakan penilaian individu terhadap dirinya sendiri. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap keberadaan dan keberartian dirinya. Harga diri mencakup penilaian dan penghargaan terhadap diri sendiri dan menghasilkan sikap positif atau negatif terhadap dirinya sendiri. Sikap positif
terhadap diri sendiri adalah sikap terhadap kondisi diri, menghargai kelebihan dan Universitas Sumatera Utara
potensi diri, serta menerima kekurangan yang ada. Sedangkan yang dimaksud dengan sikap negatif terhadap diri sendiri adalah sikap tidak suka atau tidak puas dengan kondisi sendiri, tidak menghargai kelebihan diri dan melihat diri sebagai sesuatu yang selalu kurang (Santrock, 1998).

Menurut Hurlock (1999) harga diri merupakan evaluasi diri yang dibuat dan dipertahankan oleh seseorang yang berasal dari interaksi sosial dalam keluarga serta penghargaan, perlakuan, dan penerimaannya dari orang lain. Berdasarkan uraian diatas harga diri merupakan suatu penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri apakah seseorang merasa dirinya mampu, bermakna, berhasil maupun bermanfaat atau tidak serta bagaimana perasaan terhadap dirinya sendiri yang diekspresikan melalui sikap-sikapnya, menerima atau menolak
dirinya.

Margin Pemasaran (Pustaka)

Margin tataniaga adalah selisih antara harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima oleh petani.  Margin ini akan diterima oleh lembaga tataniaga yang terlibat dalam proses pemasaran tersebut.  Makin panjang tataniaga (semakin banyak lembaga yang terlibat) maka semakin besar margin tataniaga (Daniel, M., 2002).

Margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani.  Komponen margin pemasaran ini terdiri dari biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran yang disebut biaya pemasaran (Sudioyono, 2002).

Ramadhan (2009) mengatakan bahwa, margin pemasaran dapat didefinisikan dengan dua cara yaitu: 1) margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani, 2) margin pemasaran merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa-jasa penawaran.

    Kamaluddin (2009) berpendapat bahwa, margin pemasaran dapat didefenisikan dengan dua cara, yaitu: (1) margin pemasaran merupakan selisih antara harga yang dibayar konsumen akhir dengan harga yang diterima petani. (2) margin pemasaran merupakan biaya dari balas jasa pemasaran.

Daftar Pustaka:
Daniel, M., 2002.  Pengantar Ekonomi Pertanian.  Bumi aksara, Jakarta.

Sudioyono, A., 2002.  Pemasaran Pertanian.  Universitas Muhammadiyah, Malang.

Ramadhan, W., 2009.  Analisis Margin Pemasaran Sapi Potong di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.  http://www.deptan.go.id.

Kamaluddin., 2009.  Biaya dan Jenis-Jenis Pemasaran.  http://www.deptan.go.id 

Konsep Sederhana Mencari Persentase

Konsep ini adalah konsep sederhana untuk menentukan persentase dari suatu objek dengan menggunakan rumus sederhana yang bisa cepat dicerna oleh fikiran. sebagai contoh kita mempunyai 100 biji kelereng. apabila kita berikan kepada teman kita 10 biji, maka sisa kelereng yang kita miliki adalah 90 biji (90%) dan 10 biji (10%) adalah milik teman kita.
dengan contoh di atas maka dapat dirumuskan sbb:
untuk mencari persentase kelereng yang telak kita berikan kepada teman adalah:
100 (jumlah kelereng sebelumnya) - 90 (sisa kelereng) = 10 biji kelereng teman
10 (jumlah kelereng teman) x 100% = 1000
1000 :100 (jumlah kelereng sebelumnya) = 10

Jadi jumlah kelereng yang telah diberikan kepada teman adalah 10%. kita bisa mengkonversi cara sederhana diatas denga nilai angka yang lebih tinggi bahkan yang rumit sekalipun.

Arti Dari R Kuadrat (determinasi) Dalam Uji Statistik


Dalam ilmu statistik hasil dari pengolahan data mendapatkan hasil diataranya adalah R square atau R Kuadrat. fungsi dari R Square adalah mencari besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan atau bersama-sama.
arti dari r kuadrat tersebut apabila R2 mendekati 1, adalah secara bersama-sama variabel independen berpengaruh kuat terhadap variabel dependen dan apabila R2 (R square) mendekati angka nol, maka secara bersama-sama variabel independen berpengaruh tidak nyata terhadap variabel dependen.
Sebagai contoh hasil dari analisis regresi menghasilkan R2= 0,90. artinya secara simultan faktor independen terhadap variabel independen dapat dijelaskan dalam model sebsar 90%, sedangkan 10% lainnya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak masuk dalam model.